Mmmm……. MLM?

Tanpa mengurangi rasa hormat saya pada para pelaku MLM, saya suka sedih kalau ada teman akrab saya yang bergabung dengan MLM. Saya bukan menganggap MLM nggak halal atau hina. Pelaku MLM bisa setara dengan pencari nafkah lainnya, karena setiap orang punya preferensi sendiri soal bagaimana dia mencari nafkah, sesuai yang dia bisa dan dia suka.

Ini lebih karena berdasarkan pengalaman saya, biasanya kalau sudah bergabung dengan MLM, maka teman saya akan berubah menjadi satu dimensi. Ngomong di telpon, yang diomongin bisnisnya. Ketemuan reuni, berubah jadi ajang rekrut donlen. Acara curhat yang biasanya warna-warni dengan berbagai topik ngalor-ngidul gak penting, saling mencerahkan atau saling nyemangatin, berubah menjadi selipan motivasi memperkaya diri. Cek status Facebook, selalu ada pesan sponsor. Kangen si teman yang dulu… yang begitu kaya wawasan dan bisa ngobrolin apa aja. Sekarang sepertinya semua pertemanan tidak lagi tulus karena semua teman dan keluarga dianggap sebagai obyek donlen. Ada yang selalu menghina-hina pegawai kantoran dan menyombongkan diri kalau dia bisa ongkang-ongkang kaki kerja dari rumah sambil bercengkrama dengan anak. Ironisnya justru sering saya temukan pelaku MLM ini hidupnya lebih banyak buat kerja, kadang lebih parah dari pekerja kantoran, karena setiap saat kecuali saat tidur adalah saat mencari donlen bagi mereka.

Image

Saya tahu nggak semuanya begitu, tapi sayangnya saya banyak menemukan yang demikian. Sedih banget, kalo ada temen yang udah lama nggak ketemu  tiba-tiba mau ketemuan, saya berprasangka baik bahwa dia memang mau silaturahmi, eh pas ketemuan malah diprospek. 😦

Duit memang sarana penting untuk hidup di dunia dan akhirat. Tapi entah kenapa saya selalu merasa tersinggung dengan pendekatan MLM yang seolah menjadikan duit dan barang mewah sebagai tujuan, bukan sarana.  “Saya udah punya Ferrari, bergabunglah dengan saya anggota Diamond”. Bah… nggak tertarik. Seandainya pun saya kaya, saya nggak akan beli mobil mewah, tas mewah. Seandainya pun saya sekaya Bill Gates, saya akan sama kayak dia, pakai jam murahan dan pulpen murahan.

Bukan saya anti orang kaya dan nggak mau kaya. Saya kagum dengan teman teman yang berjiwa pengusaha, karena saya merasa saya nggak bakat jadi pengusaha. Mereka yang berinovasi, membangun bisnis dan menciptakan lapangan pekerjaan buat orang lain. Bill Gates dan Ross Perot adalah dua contoh yang saya kagumi. Yang disebut belakangan, saking banyak duitnya jadi bisa membangun Musium Sains tempat saya bekerja. Sisanya, adalah mama saya dan keluarga beliau. Mama mungkin hanya tamatan SMA, tapi beliau mempunyai naluri bisnis yang sayangnya tidak diwariskan kepada anak-anaknya.

Benang merah dari orang-orang yang saya kagumi adalah:  mereka berbisnis dan mereka mengerjakannya dengan passion, memang menyukai dan mengerti produk yang dijual.  Mereka melakukan sesuatu yang memang menyenangkan buat mereka dan menghasilkan uang.  Bukan menginginkan uang dan mobil mewah kemudian terpaksa menyukai produk yang dijual, yang padahal tidak bagus-bagus amat. Kebalikan dengan MLM: biasa yang ditonjolkan justru tujuannya menghasilkan uang dulu. Konsep produk justru sering tidak matang, penuh jargon dan tidak jujur membandingkan dengan kompetitor.  Dari semua bisnis yang pernah diprospek oleh teman, kebanyakan seperti itu, walaupun tidak semuanya. Oriflame adalah salah satu yang tidak muluk-muluk tapi cukup punya good value. Murah meriah dan terpakai. Yang lainnya penuh dengan jargon mengawang-awang yang bikin saya pusing. Dan lebih menyebalkannya lagi, selalu diiming-imingi dengan “downline bekerja untuk anda, tau-tau anda dapet duit”. Sesuatu yang sangat absurd menurut saya.

Kalaupun saya mau menginvestasikan uang saya tanpa bekerja, ya mungkin lebih baik beli properti atau patungan usaha di sektor real saja.  Sudah jelas. Gak perlu capek meyakini orang untuk beli produk yang sebenarnya tidak saya yakini betul manfaatnya. Berbohong dan menjadi palsu sungguh menguras energi.

Image

Ketika saya pindah ke Amerika, Alhamdulillah sudah jarang yang menawarkan bisnis MLM kepada saya.  Teman kuliah di sini pernah menawarkan Avon, saya beli beberapa produk yang bisa terpakai dan terus terang saya tidak berminat menjadi agen. Sekalinya ada yang menawarkan lagi, teman dari Indonesia.  Pada saat bersamaan seorang teman di Jepang juga ditawarkan MLM serupa. Apa karena kita tinggal di negara “maju” dianggap bisa memasarkan jaringan? Padahal, yang saya amati, di Amerika, bisnis seperti ini banyak dituntut secara hukum dan dipertanyakan legalitasnya. Amway sekalipun yang “berasal dari Amerika”, justru penuh kasus dan tidak begitu populer di sini. Di negara maju di mana kerja keras sangat dihargai, kebanyakan bisnis yang berbau “cari uang dengan cara mudah” malah justru tidak diminati. Sebaliknya di negara berkembang, lebih mudah menjual mimpi MLM dan jikapun banyak donlen merasa “terzalimi” karena hanya menjadi sapi perah upline nya, mereka tidak bisa menuntut karena kurangnya penegakan hukum.

Untuk yang sukses berMLM, silakan menikmati pekerjaannya, terus mencari rejeki dan beramal. Tapi ingat, perlakukan teman dan keluarga sebagaimana mestinya, jangan eksploitasi mereka dan jangan pula remehkan mereka yang tidak ingin menjalani hidup seperti anda. Banyak jalan menuju sukses, selain MLM 😉

147 Comments

  1. hmmm.. baca postingan ini jadi ingat saat kuliah kemarin, sempat di tawari, sempat hampir bergabung, temen yang sudah ikutan duluan mendadak rajin banget nyamperin ke kos.. kemudian sekarang entah hilang kemana rimbanya…

  2. Pingback: Pro dan Kontra MLM | nunik sembilansembilan

  3. Setuju banget ama kalimat ini : ” lebih mudah menjual mimpi MLM dan jikapun banyak donlen merasa “terzalimi” karena hanya menjadi sapi perah upline nya ”
    sempet berpikir kok bisa yah mereka tega menjargonkan cukup cari donlen minimal 3 maka bonus bulanan akan mengalir kerekening, itu MLM yg cukup terkenal lhoh…

    • Wah..ini yg comen cengeng semua n sangat tidak mengerti usaha/bisnis. mmhhh.. bicara soal “sapi perah” mau sy ambil conto: siudin,siadun,siudan dan siedun juga 100 orang lainnya jadi karyawan salah satu perusahaan, sementara bosnya warga tionghoa bernama Cheng lung Tai koe ching. Pd dasarnya 104 orang karyawan pasti harus kerja tiap hari, intinya mereka harus berangkat pagi pulang petang atau malam atau pagi lagi tergantung aturan perusahaan”Bosnya”.Beberapa Pertanyaan Saya dan tolong jawab dgn sejujur-jujurnya….
      1. Andaikan SiBos tdk datang ke perusahaannya 1 mggu, kira2 104 pegawainya bisa marah atau memecatnya ????
      2. Andai si Big Bos pengen holiday ke manapun,..apakah 104 karyawannya ikut ikutan juga holiday????
      3.Kalo seperti ini berarti 104 orang karyawan bekerja untuk siapa..???
      4.Siapa yang jadi sapi perah… hehehehe oeeeeeeeee????
      5.Mungkin si Bos selalu gonta ganti mobil mewah,…Apakah 104 pegawainya bisa gonta ganti mobil mewah…?? hehe… klo gonta ganti angkot atau metro mini iye kaleee….?????
      6. Apaka anda yg membuat artikel ini pernah menjalani bisnis seperti MLM dengan sepaham pahamnya????
      7.Kenapa anda tdk bikin artikel yang lebih berbobot. pADAHAL banyak politikus-2 dan caleg-2 yang obral janji sana sini padahal nyatanya NOL besar, bahkan ujung -ujungya korupsi.
      *** Anda boleh iba dan kasian pd mereka yg blom berhasil di bisnis MLM, Tapi tolong anda tanya mereka, Apakah mereka paham dan mengerjakannya dgn sungguh. Anda jangan mandang sebelah mata saja, intinya kalo anda merasa orang yg
      berpendidikan seyogyanya angda memahami dulu….thanks….

  4. Keren bangat artikelnya.. 😀
    saya juga dulu pernah di MLM (TIENS).. sedikit share cerita y mb.. waktu itu saya masih mahasiswa baru di jogja dan gak mengerti apa2 soal bisnis (maklum saya dari kampung yg terpencil.. pulau buru-maluku).. awalnya waktu lg mau mendaftar di sebuah universits tiba2 ada ada orng yg ngamperin n kebetulan dia satu daerah sama saya, truss kita kenalan n setelah itu kita jadi akrab, klo minta tolong apa saja pasti di bantu sama dianya, n cuma beberapa bulan kemudian (saya pun belum UTS-Semester 1) di ajak ke seminar, nah karna saya suka ikut seminar n karna menurut saya kk yng ngajak itu baik jadi saya ikut aja tanpa bertanya.. dan ternyata kita ke seminar MLM.. setelah selesai seminarnya kemudia saya dibwa ke kantornya, trus di jelasin sama orng yng katanya udh sukses trus waktu saya bilng mau join langsung ditayain uang yang ada d atm (padahal itu oang makan saya n kk saya selama sebulan) n langsung di suruh ngmbil uangnya malam itu juga n saya di antar k atm buat ngambil duit.. yang anehnya, katanya 3juta udah langsung *3 tp ternyata total ung yg saya keluarin itu 3,7juta… kemudian ngundang teman, lah karna saya belum punya banyak teman dan hanya teman sekos yang udh akrab jadinya saya disuruh ngayak anak2 kos yng dekat.. dan waktu saya undang mereka join semua, ada yng pake emas, dan ada yang gadai laptop tapi karna jadwal kuliyah mereka padat jadinya jarang mereka ngundang teman dan hanya beberapa bulan kemudian mereka (teman kos saya yang join) minta uangnya di balikin ke saya, lah saya juga binggung n jadi masalah terhangat waktu itu di kos saya, sampai salah satu teman saya ibunya datang ke jogja hanya karna masalah ini (mungkin jg karna laptopnya belum di tebus dari pagadaian) dan ujung2nya ijazah SMA saya ditahan sama ibunya dengn syarat klo mau ambil ijazah harus pulangin duit anaknya dan akhirnya saya di keluarkan dari kos.. sayapun pindah ke kos baru dengn bantuan ngangkat2 barang itu upline saya, tp karna saya sellu pung jam 11-12 malm jadinya saya keluar dari kos itu..
    Aahhhh masih panjang ceritanya, intinya skarang saya udah keluar dari TIENS itu dan fokus Kuliyah karna waktu ikut TIENS saya gak kuliyah 3 semester (2,3 n 4) dan parahnya IP saya waktu semester 3 = 0,00..

    Buat yng lagi MLMan.. saya mohon jangn memaksa orng buat gabung MLM kalian apalagi sama orng yang gak tau apa2..

  5. Mohon maaf, mencermati komentar-komentar tentang MLM yang dianggap begitu buruk dan menakutkan. Sekali lagi saya mohon maaf, benak saya bertanya kenapa anda tidak dengan terbuka dan jujur menolaknya dengan tegas. Namanya usaha, pasti pelaku MLM penuh harapan untuk berhasil.

  6. saya juga pernah ditawari untuk join MLM kayak gitu, dan bener banget yang nawarin itu temen deket pula, saya pikir temen saya mau main atau silaturahmi dan saya tentunya seneng banget pas temen saya dateng, eh gk taunya promosi MLM itu awalnya sempet tertarik tapi saya pun mikir juga bagaimana bisa dapet uang hanya dengan semudah itu, dan karna posisi saya blm kerja dan gk punya uang, saya tolak yah walaupun kedatangan mereka percuma juga sih yang udah ngomong panjang lebar tapi saya tolak juga.

  7. Mlm itu emang model bisnis yang bobrok dan bukan jaman nya lagi. Masalahnya kalo perusahaan mlm tidak jual secara vulgar, tidak akan dapat downline dan komisi dari recruitment. Semakin banyak rekrut semakin besar komisi yang diraih. Walaupun dengan cara baik maupun tidak baik, itulah MLM. Tergantung pribadi saudara sendiri yang bisa sales, bisa terima, tertarik, atau tidak…. Pribadi saya, saya tidak suka MLM walaupun kerja di salah satu perusahaan MLM bukan distributor. Kerja di corporate office loh, so selama saya dibayar gaji, dan tidak jualan i am ok,….

  8. yang kontra dengan artikel ini cara bertuturnya tidak indah dan emosional. padahal saya rasa artikel dan comment adalah gambaran dari pengalaman hidup. semua juga tahu MLM salah satu bentuk usaha mencari nafkah, tapi sistemnya MLM sangat rentan terhadap penyalah gunaan dan salah management. Kalau dilaksanakan dengan benar mungkin juga sukses, dan mungkin juga suksesnya ga seinstan yang digembar-gemborkan. Sayangnya banyak yang salah gunakan dan banyak korban berjatuhan. Intinya sih lebih waspada aja, karena ga ada namanya kesuksesan instan tanpa ada ekses negatif dibaliknya.

  9. Inti dari tulisan ini, kalo bersahabat ya yanh bener. Jangan “selalu” jadikan kumpul2 sama temen sebagai ajang rekrut downline. Karena seringkali teman anda mau bertemu anda untuk bercerita tentang banyak hal. Bukan untuk bicara bisnis. Itu saja.

  10. Apapun pekerjaannya, semua nya akan indah pada waktu nya. apapun yang dilakoni seseorang itu adalah lumrah HAK mereka dan tidak boleh dipaksakan atau terpaksa. MLM bisa dlakoni semua orang, bahkan pelajar sedikitpun. Kalau mau sukses MLM ya mencipta dan bertindak. Tapi yang nggak mau ya udah, say : No Thank You dan bekerjalah yang menurut anda benar.

    semua pekerjaan sebenarnya mempunyai sistem yang bagus, karena kita akan dibayar sesuai dengan hasil usaha kita. Mustahil, ongkang2 kaki tapi tiba2 uang turun dari langit. yang salah di MLM adalah orang2 yang tidak paham, dan tidak mempelajari dengan sungguh2 akhir nya menghujat si perusahaan dan buat cerita2 lebay.

    Tetap waspada aja, cari tau juga track record si perusahaan apakah makin maju, biasa aja, atau menurun.

    Tetaplah berprestasi dan menjadi kebanggaan untuk diri sendiri dan keluarga.

  11. Betul , sekali , Hal ini yang membuat perpecahan dalam silaturahmi keluarga. Sekedar cerita saja saya pernah menjadi korban 🙂 , karena Ipar yg menawarkan bisnis MLM dan dia menjamin akan mengembalikan uang apabila tidak provit pada akhir tahun 2013 , dan hasilnya sampe hari ini tidak ada provit sama sekali , sayapun juga sungkan untuk menanyakan, termasuk dia akhirnya harus berbohong berbagai alasan utk meyakinkan saya , ironis sekali …:(

  12. Ga ada yg salah sih dgn MLM sebny.. Ga semua org MLM maksa kok.. Klo maksa, cuekin aj..

    Aku si emang ga sk MLM Insurance walau tau iming2ny gede.. Be yourself aja maunya jd apa n jalanin apa..

    Semua hal ga bs diukur ma uang (always) kan.. Kejar dan kerjain apa yg disuka, investasi, jgn boros2.. Pkkny melek investasi la.. Semua org yg “ngantor” atau “usaha” jg bs sukses..

    Cukup apa enga nya uang, tergantung kita.

  13. Iya saya hargai banget pendapat n cerita mbak. Tapi kadang kita ga boleh juga judge orang. Mungkin cara nyari rejekinya beda2. Aku mencoba berpikir terbuka aj, Mlm itu sbenernya sistem marketing yang bagus, cuma…. beberpa oknum menjalankan dgn cara yg tidak tepat dan bikin risi. Yg kedua, banyak jg kasus MLM berkedok money game (yg daftar membernya muahal banget biasanya tpi produknya ga jelas,hati hati aj) itu bikin citra MLM yg murni jg ikutan merosot. Umpama kolam, ikan jelek 1 khan ga semuanya jg ikan jelek jelek. Itu aja sih 🙂 yg baca ini jg pasti ad yg ikut MLM, semangat aja buat mereka dan terus usaha. Yg udah kapok MLM an jg semoga sukses jg dgn apa yg dikerjakan. Yg penting ga menjelek2kan satu sama lain aja. toh setiap kita alami pasti ada pelajaean yg dipetik. Mlm itu juga cocok2an ma tipe orang2 pelakunya.
    Saya pelaku MLM. Yg ketipu pernah dan gagal, tapi ikut MLM lain yg jalan sampe skrng jg ada dan itu berjalan baik. sy cuma berminat di perbnyak teman dan belajar mngatur jaringan aja sih. Ga beringas yg nyari2 doenline itu kok. Jdi makany sy ga ngejudge smudah itu krn sy udah coba banyak. Jdi tau mana yg beneran nipu n gak. :p
    Hanya opini saya. 🙂

  14. pengen cerita juga nih kebetulan punya temen deket yang lagi jalanin bisnis MLM. awalnya dia cerita keaku mau kumpul di rumah orang yang ngajakin dia bisnis ituu, trus minggu depannya dia ikut seminar di salah satu hotel. awalnya sebelum aku tau bisnis jenis apa yang dia ikuti, aku bener bener ngedukung banget, ngasih suport setiap hari, selalu dengerin dia cerita, bahkan aku selalu luangin waktu nemenin dia bikin strategi bisnis di sosial media seperti mengedit foto untuk diposting yang bagaimanapun dapat menarik konsumen ditambah aku juga bantu bikin caption di setiap postingannya. kebetulan memang jangkauanku di sosial media lebih luas dan aku juga lebih lama menggunakan sosial media dari pada dia. dia sempat patah semangat karena pengeluaran untuk promosi sudah banyak namun pemasukan belum ada. akunnya benar benar sepi sekali. sampai akhirnya aku meminjamkan akun pribadiku untuk mempromosikan produk MLM nya yang sampai saat ini masih dia pakai:) dulu aku meminjamkan akun pribadiku karena belum tau bisnis apa yang dia jalani. sampai belakangan dia benar benar sangat sibuk tidak kenal waktu pagi, siang, sore, malam tidak lepas dari bisnisnya. aku sempat protes karena dia bener bener gak bisa punya waktu untuk bercerita atau bertukar kabar dan akhirnya mengakhiri hubungan dengan alasan ingin fokus bisnis tanpa mengembalikan akun pribadiku. dari situ, aku mulai cari tau tentang apa aja sih yang bakal dia dapet dari bisnis MLM yang sedang dia jalani itu. ternyata wuihh setelah aku baca banyak sekali korban MLM yang bukannya sukses malah tertipu, mereka tertipu iming-iming reward dan bonus besar yang dijanjikan pada awal akan bergabung. miris sekali kalau dia harus ikut terjebak di MLM nya. sangat ingin sekali mengingatkan untuk berhati-hati tapi hanya akan menimbulkan perdebatan dan akan semakin merusak hubungan yang sudah rusak.

Leave a comment